Inflasi IHK Desember 2023 di Indonesia Melandai, Ruang Bagi Pemangkasan Suku Bunga

RedaksiBali.com – Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, inflasi indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia pada bulan Desember 2023 mengalami penurunan menjadi 2,61% YoY (dibandingkan dengan bulan November 2023 sebesar 2,86% YoY, dan Desember 2022 sebesar 5,51% YoY). Angka tersebut lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 2,72% YoY. Penurunan tingkat inflasi ini sesuai dengan target Bank Indonesia yang menginginkan inflasi selama tahun 2023 berada di kisaran 2-4%.

Turunnya tingkat inflasi tahunan pada bulan Desember 2023 juga berbeda dengan tren beberapa tahun terakhir, di mana inflasi cenderung meningkat pada akhir tahun sejak tahun 2019. Penurunan inflasi pada bulan Desember 2023 ini terutama disebabkan oleh efek high base akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun 2022.

Dalam periode bulan Desember 2023, inflasi IHK secara bulanan mencapai 0,41% MoM (dibandingkan dengan bulan November 2023 sebesar 0,38% MoM). Angka ini lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,5% MoM, namun tetap menjadi inflasi bulanan tertinggi dalam 12 bulan terakhir.

Sementara itu, inflasi inti pada bulan Desember 2023 juga mengalami penurunan menjadi 1,8% YoY (dibandingkan dengan bulan November 2023 sebesar 1,87% YoY). Angka ini lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi inti sebesar 1,85% YoY.

baca juga ….

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi IHK baik secara bulanan maupun tahunan pada bulan Desember 2023 didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok pengeluaran ini mencapai 1,07% MoM dan 6,18% YoY. Kontribusi dari kelompok pengeluaran ini terhadap inflasi bulanan sebesar 0,29% pada bulan Desember 2023, dengan kontribusi inflasi tahunan sebesar 1,6%.

Respons terhadap rilis data inflasi ini, IHSG ditutup menguat sebesar 0,7% ke level 7.323 pada hari Selasa (2/1). Tingkat inflasi yang berada di bawah ekspektasi memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan lebih cepat daripada perkiraan, terutama dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang telah menguat ke level 15.473 per 2 Januari 2024 dan indikasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Sejauh ini, konsensus memperkirakan Bank Indonesia akan memulai pemangkasan suku bunga pada kuartal ketiga tahun 2024. Pemangkasan suku bunga ini dapat memberikan dampak positif terhadap sektor-sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti perbankan, properti, teknologi, dan saham terkait.

Perbankan dapat mengalami peningkatan Net Interest Margin karena cost of fund yang lebih rendah. Sedangkan sektor properti dapat mengalami peningkatan permintaan properti karena bunga KPR yang lebih rendah. Studi juga menunjukkan bahwa harga saham emiten-emiten properti cenderung naik ketika suku bunga sudah mencapai puncaknya dan mulai dipangkas. Sementara itu, sektor teknologi dapat mengalami pendanaan yang lebih mudah dengan suku bunga yang lebih rendah.

Dalam menghadapi pemangkasan suku bunga ini, investor dapat mempertimbangkan saham-saham terkait seperti ARTO, GOTO, BBRI, BBTN, PWON, BSDE, dan SMRA.

Video here….
Tag: , ,