The Fed Menahan Suku Bunga, Wall Street Merespons Positif

Pada Rabu (1/11), Bank Sentral AS, The Fed, memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di rentang 5,25–5,50%, sesuai dengan ekspektasi konsensus. Keputusan ini membuat The Fed telah menahan suku bunga dalam 2 pertemuan terakhir. Jerome Powell, Kepala The Fed, mengungkapkan bahwa pihaknya belum cukup yakin apakah kondisi keuangan saat ini sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi.

Inflasi di AS terus melambat ke level 3,7% YoY pada September 2023, namun masih di atas target The Fed yang menginginkan inflasi di level 2%. Powell menjelaskan bahwa  The Fed akan memiliki waktu untuk mengamati data ekonomi dan memutuskan apakah pengetatan lebih lanjut diperlukan.

baca juga :

Pernyataan Powell ini diartikan sebagai sinyal dovish oleh para ekonom. Dalam merespons keputusan The Fed dan komentar Powell tersebut, tiga indeks saham utama di AS mengalami penguatan pada Rabu (1/11). Dow Jones naik sebesar 0,67%, S&P 500 naik sebesar 0,56%, dan Nasdaq Composite naik sebesar 0,91%.

Pada Kamis (2/11), IHSG melonjak +1,64% ke level 6.751, dengan sektor yang cenderung sensitif terhadap kebijakan suku bunga menjadi pemimpin penguatan, seperti properti (+2,39%), teknologi (+3,49%) dan keuangan (+1,42%). Sementara itu, yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun mengalami penurunan dari level 7,05% menjadi 6,97%. Pergerakan  yield obligasi sendiri berlawanan dengan pergerakan harganya.

Berakhirnya tren kenaikan suku bunga akan menguntungkan sektor perbankan, properti, telekomunikasi, dan teknologi. Selain itu, peluang berakhirnya tren kenaikan suku bunga  juga akan membuat obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor panjang menjadi lebih menarik, mengingat tingkat imbal hasil saat ini berada di kisaran 7%.

video terkait :

Siplah Umah IT
Umah IT
adaru bhumi
Tag: , ,