RedaksiBali.com – Bloomberg baru-baru ini melaporkan bahwa pemilik dari Japfa Ltd (JAP:SP), perusahaan induk dari Japfa Comfeed Indonesia ($JPFA), tengah mempertimbangkan opsi untuk melakukan go private. Rencana ini dikabarkan didukung dengan upaya mencari pinjaman hingga 150 juta dolar AS melalui pembicaraan yang dilakukan dengan beberapa bank. Meskipun pembahasan ini masih berlangsung, belum ada keputusan final yang diambil. Perwakilan Japfa sendiri menolak untuk memberikan komentar terkait kabar ini.
Japfa Comfeed Indonesia merupakan bagian yang signifikan dari total pendapatan Japfa Ltd pada tahun 2023, menyumbang sebesar 76%. Pengumuman ini menyebabkan kenaikan harga saham Japfa Ltd (JAP:SP) sebesar 8%, sementara harga saham JPFA naik 1,25% pada penutupan hari berita ini diumumkan. Rencana go private ini tidak secara langsung berdampak pada JPFA, namun sentimen positif muncul seiring kemungkinan go private juga berlaku untuk JPFA. Dalam skenario tersebut, pemegang saham pengendali berpotensi melakukan tender offer wajib untuk membeli saham dari pemegang saham minoritas.
Meskipun demikian, dari sisi fundamental, sektor poultry, termasuk JPFA, memiliki prospek yang cerah. Beberapa alasan mendukung pandangan positif terhadap sektor ini adalah:
- Harga broiler dan DOC telah pulih dan bertahan pada level yang tinggi.
- Harga jagung mulai menurun dan diperkirakan akan terus turun.
- Sentimen negatif yang mereda membuka peluang untuk re-rating valuasi.
Informasi lebih rinci dan analisis mendalam mengenai prospek sektor poultry telah kami bahas sebelumnya dalam artikel “Unboxing Sektor Poultry” yang kami publikasikan pada Rabu, 6 Maret.
Sementara Japfa Ltd mempertimbangkan go private, pasar tetap memantau perkembangan ini dengan cermat. Bagi pemegang saham JPFA, walaupun dampaknya belum pasti, sentimen positif muncul seiring dengan potensi go private. Dari sisi fundamental, prospek sektor poultry tetap cerah, memberikan harapan bagi perusahaan seperti JPFA untuk berkembang di masa depan.